MASA SILAM DAN MASA YANG AKAN DATANG

SIDA BLEBERAN 26 Mei 2017 17:52:29 WIB

 

Sudah saatnya kita beristirahat sejenak, berhening-hening ataukah mencipta karsa rasa batin yang paling dalam, untuk kembali ke masa silam. Kita ini pemain yang sedang bahkan sudah berkancah. Kita tidak hanya berjalan gontai, namun sudah benar benar sampai di mana masa sedang berlangsung untuk beranjak ke tingkat atas. Ibarat pemain sepak bola untuk menghasilkan tendangan yang maksimal kita harus mundur satu atau dua langkah baru menendang, itu baru tendangan yang menghasilkan jarak terjauh. Seperti halnya engkau jika ingin maju, ingin handal, ingin tinggi derajat, ingin terdepan, maka jangan tinggalkan masa lampau, belajarlah untuk menengok kebelakang, didalam kemajuanmu kedepan ada titik titik dimana masa lampau dan masa silam ada didalamnya. Engkau berdiri disini ada juga kandungan buah keringat bapak dan ibumu, sedangkan bapak dan ibumu berdiri disini pasti ada secercah harapan dari leluhur masa silam untuk kemajuan, kebahagiaan, ketenteraman yang akan datang, sampai hari ini pun pastilah buah hasil dari kenangan masa silam. Tengoklah kembali, betapa Agungnya Tuhan menciptakan secerah kehidupan yang anggun nan mempesona, kemerdekaan abadi jerih payah pahlawan sejati. Dari Agamawan, Budayawan, Seniman, Penggiat Nasionalis, juga lahir dan berdiri dari kenangan masa silam, masa lampau yang tidak kabur, namun banyak dikaburkan, dilupakan, bahkan ditiadakan.

Barangkali sering terdengar teriakan dalam batin yang tidak kita sengaja, entah itu bisikan apa, lantunan dari mana, kehendak siapa, suara itu berbunyi "Ingatlah, engkau sekarang duduk di kursi itu dulunya ada yang telah pergi". Suara itu lirih terdengar, namun menyambar dan menyayat kalbu. Suara itu membunyikan nada lembutnya sebagai petuah, namun ia juga terkadang sebagai tamparan bagi pelaku kesewenang-wenangan. Tengoklah apa yang terjadi dengan masa silam, karena penentu segala kompas kehidupan masa yang akan datang adalah kotak emas masa silam itu sendiri. Ini bukanlah reinkarnasi kehidupan, melainkan pralambang hidup untuk masa yang akan datang. Sesekali saja tengoklah sejarah, dimana kita walau sedang di rongga modern perlu untuk menengok kembali Jawa dan kejawaannya, kapitayan, Sabda Palon Naya Genggong, Raden Ngabehi Ranggawarsita.....

Itulah masa silam yang bukan berarti kita lantas 'njranthal' untuk meninggalkan.

Betapa sedihnya jika kita menemukan kebolak-baliknya keadaan, seperti halnya "Maju kebelakang dan mundur kedepan"

Tentramlah masyarakatku•MHD-HR

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar