BENING HENING

SIDA BLEBERAN 16 Mei 2020 20:20:41 WIB

Bening telaga yang mengalir, dan suara-suara penyeru bersahutan membahasakan alam semesta bayang-bayang surgawi.

Nyiur dedaunan melambai serta sembirit angin meniup segala desah irama alam.
Senyum dan tawa manusia menyatu dan beradu irama dan ritme perjodohan cinta dengan semesta raya, menggugah asmara batin antara hamba dan Tuhan.
Sedemikian indah nilai Karya Ciptaan-Nya.
Dan sedemikian utuh tersedia ruang dan waktu untuk bersyukur serta rasa terimakasih hamba kepada Sang Pencipta.
Nilai kemurnian dan kesucian jiwa-jiwa yang tenang, perhalus dan perlembutlah setiap gejala dan gerak polah alam semesta.
Segala tuntunan dan anjuran untuk menikmati syukur atas Kun-Nya mengharu biru setiap alir darah dan nafas makhluk hidup.
Sesekali rasakan dengan penuh kesadaran atas kemurnian nilai itu, dengan tarikan nafas pelan dan hembus penyatuan diri dengan semesta raya.
Dan jendela serta pintu-pintu kediaman telah terbuka, dedaunan menghijau menyapa pagi, salam kesejahteraan bahkan kedamaian menggumpal menjadi satu teruntuk tunduk patuh dan pasrah akan hal itu.
Damailah semesta raya.
Damailah semua makhluk.
Damailah dengan sepenuh totalitas diri setiap jiwa-jiwa yang tenang.
Rasakanlah itu, nikmatilah itu, syukur tenggelamkan ke dalam setiap titik nilai hingga sampai "sak emput-empute sukma".
Kesadaran memahami, kebulatan tekad untuk "ajur-ajer" ke dalam bingkai ruang persuami-istrian antara makhluk dan semesta yang pada titik ujung telah ditemui irama dan proses kehidupan yang sejati.
Bukankah itu yang diharapkan manusia.
Bukankah itu yang dicita-citakan selama ini.
Bukankah kerusakan dan ketidakberesan adalah ciptaan diri kita sendiri.
Jawaban itu telah tertampung di dalam diri pribadi masing-masing sebagai pemilik hak untuk menghamba.

Salam Damai.

Mashudi
Prawirotaman, 2019

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar