SENANGKANLAH HATIMU

SIDA BLEBERAN 27 Agustus 2020 08:22:04 WIB

 

Di hadapan tugu kesedihan, berdirilah seorang pemimpin besar, sedang berpidato di hadapan beribu-ribu umat. Di antara isi pidatonya antara lain:

 

"Kalau engkau kaya, senangkanlah hatimu! Kerana di hadapanmu terbentang kesempatan untuk mengerjakan segala yang sulit-sulit. Segala perbuatanmu dihargai orang, engkau beroleh pujian di mana-mana. Engkau menjadi mulia, tegakmu teguh. 

Di hadapan engkau terhampar permaidani kepujian, sebab itu engkau beroleh kebebasan dan kemerdekaan. 

 

Jika engkau fakir miskin, senangkan pulalah hatimu! Kerana engkau telah terlepas dari suatu penyakit jiwa, penyakit kesombongan yang selalu menimpa orang kaya. Kefakiran dan kemiskinan adalah nikmat, yang tidak ada jalan bagi orang lain buat kecil hati, dan tidak ada pintu bagi kebencian".

 

Kalau engkau dermawan, senangkahlah hatimu! Kerana dengan kedermawanan engkau dapat mengisi tangan yang kosong, telah dapat menutup tubuh yang bertelanjang, engkau tegakkan orang yang telah hampir roboh. Dengan sebab itu engkau telah menuruti perintah hatimu dan engkau beroleh bahagia: Berpuluh bahkan beratus makhluk Tuhan akan menghantarkan pujian kepada Tuhan lantaran pertolonganmu. Kesenangan hatimu yang tadinya cuma satu, sekarang akan berlipat ganda, sebab telah banyak orang lain yang telah mengecap nikmatnya. 

 

Kalau sekiranya engkau tak kuasa jadi dermawan, itu pun senangkan pulalah hatimu! Sebab engkau tidak akan bertemu dengan suatu penyakit yang selalu menular kepada masyarakat manusia, yaitu tiada membalas guna, penghilangkan jasa. Mereka ambil kebaikkan budi dan kedermawananmu itu jadi senjata untuk menjatuhkan tuduhan-tuduhan yang rendah. Saat yang demikian mesti datang kepada tiap-tiap dermawan, yang menyebabkan hati kerapkali patah dan badan kerapkali lemah, sehingg hilang kepercayaan kepada segenap manusia, disangka manusia tidak pembalas guna. Padahal langkah belum sampai lagi kepada puncak kebahagiaan dan beroleh ampunan dari Tuhan.

 

Kalau engkau masih muda remaja senangkanlah hatimu! Kerana pohon pengharapanmu masih subur, dahan-dahannya masih rindang dan rimbun. Tujuan kenang-kenangan masih jauh. Sebab umurmu masih muda, mudahlah bagimu menjadikan mimpi menjadi kenyataan yang sebenarnya. Kalau engkau telah tua, senangkan pulalah hatimu! Karena engkau telah terlepas dari medan pertempuran dan perjuangan yang sengit, dan engkau telah beroleh beberapa ilmu yang berguna di dalam sekolah hidup. Engkau telah tahu firasat, mengerti gerak gerik manusia dan tahu ke mana tujuan jalan yang ditempuhnya. Oleh sebab itu, segala pekerjaan yang engkau kerjakan itu kalau engkau suka lebih banyak akan membawa faedah dan lebih banyak tersingkir daripada bahaya. Satu detik daripada umurmu di masa tua, lebih mahal harganya daripada bertahun-tahun di zaman muda, sebab semuanya telah engkau lalui dengan pandangan yang terang dan pengalaman yang pahit.

 

Kalau engkau dari turunan orang-orang mulia, tenangkanlah hatimu! Kerana dirimu tergambar dan terpeta di dalam hati tiap-tiap sahabat itu. Kalau engkau memang di dalam kalangan sahabat yang banyak itu, lezat rasanya kemenangan, dan kalau kalah tidak begitu terasa. Lantaran banyaknya orang yang menghargai dan memperhatikan engkau, engkau dapatlah insaf, tandanya harga dirimu mahal dan timbanganmu berat. Yang penting ialah engkau dapat keluar dari penyakit mementingkan diri sendiri, memandang hanya dari penyakit mementingkan diri sendiri, memandang hanya engkau yang benar, lalu masuk ke dalam daerah yang baru, yaitu mengakui bahwa ada lagi orang lain yang pintar, yang berfikir dan kuasa menimbang. 

 

Jika musuhmu banyak, senangkan pulalah hatimu! Kerana musuh-musuh itu ialah anak tangga untuk mencapai kedudukan yang tinggi. Banyak musuh menjadi bukti atas sulitnya pekerjaan yang engkau kerjakan. Tiap-tiap bertambah maki celanya kepada engkau, atau hasad dengkinya, atau mulutnya yang kotor dan perangainya yang keji, bertambahlah teguhnya pendirianmu bahawa engkau bukan barang murah, tetapi barang mahal, dari celaannya yang benar-benar mengenai kesalahanmu, engkau dapat beroleh pelajaran. Mula-mula maksudya hendak meracunimu dengan serangan-serangannya yang kejam dan keji, maka oleh engkau sendiri, engkau saring racun itu dan engkau ambil untuk pengobat dirimu mana yang berfaedah, engkau buangkan mana yang salah.

 

Ingatlah: Pernahkah seekor burung elang yang terbang membubung tinggi memperdulikan halangan burung layang-layang yang menghalanginya?

 

Kalau badanmu sehat, senangkanlah hatimu! Tandanya telah ternyata pada dirimu kekayaan Tuhan dan kemuliaan nikmatNya, lantaran badan yang sehat, mudahlah engkau mendaki bukit kesusahan dan menempuh padang kesulitan. 

 

Kalau engkau sakit, senangkan pulalah hatimu! Kerana sudah ternyata bahwa dirimu adalah medan tempat perjuangan di antara dua alam yang dijadikan Tuhan, yaitu kesehatan dan kesakitan.

 

Kemenangan akan terjadi kepada salah satu yang kuat, kesembuhan mesti datang sesudah perjuangan itu, baik kesembuhan dunia, ataupun kesembuhan yang sejati.

 

Kalau engkau menjadi orang luar biasa, senangkanlah hatimu! Kerana pada tubuhmu terdapat cahaya yang trang benderang tandanya Tuhan selalu melihat engkau dengan tenang sehingga menimbulkan kesuburan dalam fikiranmu, dilihat-Nya otakmu sehingga cerdas, dilihat-Nya mata sehingga jadi azimat, dilihat-Nya suaramu sehingga menjadi sihir. Bagi orang lain, perkataan dan tiap-tiap suku kalimat yang keluar dari mulutnya hanya menjadi tanda bahwa dia hidup saja. Tetapi bagi dirimu sendiri menjadi cahaya yang berapi dan bersemangat, boleh meninggikan, boleh memuliakan dan boleh menghinakan, sehingga bolehlah engkau berkuasa berkata kepada alam" "Adalah", sehingga dia pun "Ada".

 

Kalau engkau dilupakan orang, kurang dikenal, senangkan pulalah hatimu! Karena lidah tidak banyak yang mencelamu, mulut tak banyak mencacatmu, tak ada orang lain yang dengki kepadamu, tak ada orang yang meniatkan jatuhmu, mata tak banyak memandangmu. Itu, dihadapanmu ada puncak bukit kemuliaan orang yang masyhur itu berdiri di atas masyarakat, dan engkaupun salah seorang dari anggota masyarakat itu. Rumah batu yang indah, berdiri di atas kumpulan tanah dan pasir yang kecil-kecil. Dengan demikian itu, engkau akan merasai kesenangan hati yang kerapkali tak didapat oleh yang bibirnya tak pernah merasai air hidup dan rohnya tak pernah mandi di dalam ombak ilham.

 

Kalau sahabatmu setia kepadamu, tenangkanlah hatimu! Kerana pertukaran siang dan malam telah menganugerahi engkau kekayaan yang paling kekal. 

 

Kalau kawanmu khianat, senangkan juga hatimu! Sebab kalau kawan-kawan yang khianat itu mungkir dan meninggalkan engkau, tandanya dia telah memberikan jalan yang lapang buat engkau.

 

Kalau tanah airmu dijajah atau dirimu diperhamba, senangkanlah hatimu! Sebab penjajahan dan perhambaan membuka jalan bagi bangsa yang terjajah atau diri yang diperhamba kepada perjuangan melepaskan diri dari belenggu. Itulah perjuangan yang menentukan hidup atau mati, dan itulah yang meninggalkan nilai. Ketahuilah bahawa tidaklah didapat suatu bangsa yang terus menerus dijajah. 

 

Jika engkau dari bangsa merdeka, senangkanlah hatimu! Sebab engkau duduk sama rendah dan tegak sama tinggi dengan bangsa-bangsa yang lain, ada bagimu kesempatan mencari kekuatan baru. Kemerdekaan itu mesti diisi dengan bahan-bahan yang baik, dan bagimu terbuka kesempatan yang seluas-luasnya untuk itu.

 

Kalau engkau hidup dalam kalangan orang-orang yang kenal akan diri dan cita-cita engkau, senangkanlah hatimu! Karena di sana engkau dapat mengusahakan tenaga muda setiap hari, dan kekuatan pun bertambah, roh serta semangat menjadi baru. Engkau bertambah subur dan tegak, menaungi lautan dan daratan. 

 

Kalau engkau hidup dalam kalangan masyarakat yang masih rendah, yang tidak mengerti bagaimana menghargai cita-cita orang, sehingga engkau merasa 'sial-dangkal', maka senangkan juga hatimu! Karena dengan sebab itu engkau beroleh kesempatan jadi burung, lebih tinggi terbangmu daripada orang-orang yang patah sayap itu. Engkau boleh melayang ke suatu langit khayal, untuk mengobati fikiranmu yan gelisah, untuk melepaskan dahaga jiwamu.

 

Kalau engkau dicintai orang dan mencintai, senangkahlah hatimu! Tandanya hidupmu telah berharga, tandanya engkau telah masuk daftar orang yang terpilih. Tuhan telah memperlihatkan belaskasihan-Nya kepadamu lantaran pergaduhan hati sesama makhluk. Dua jiwa di seberang masyrik dan maghrib telah terkongkong dibawa satu perasaan di dalam lindungan Tuhan. Di sanalah waktunya engkau mengetahui rahasia perjalanan matahari di dalam falaq, ketika fajarnya dan terbenamnya, tandanya Tuhan telah membisikkan ke telingamu nyanyian alam ini. Lantaran yang demikian dua jiwa berenang di langit khayal, di waktu orang lain terbenam. Keduanya berdiam di dalam kesukaan dan ketenteraman, bersenda gurau di waktu bersungguh-sungguh.

 

Jika engkau mencinta tetapi cintamu tak terbalas, senangkan jugalah hatimu! Kerana sesungguhnya orang yang mengusir akan jatuh kasihan dan ingin kembali kepada orang yang diusirnya itu setelah dia jauh dari matanya, dia akan cinta, cinta yang lebih tinggi darajatnya daripada cinta lantaran hawa. Terpencil jauh membawa keuntungan insaf, kebencian meruncingkan cita-cita dan membersihkan perbuatan. Sehingga lantaran itu hati akan bersih, laksana bejana kaca yang penuh berisi air khulud, air kekal yang dianugerahkan Tuhan. Dengan sebab itu, engkau akan peroleh juga kelak tempat merupakan cinta itu, kalau tak ada pada insan, akan ada pada yang lebih kekal daripada insan. Bersedialah menerima menyuburkan cinta, walaupun bagaimana besarnya tanggunganmu, kerana cinta memberi dan menerima, cinta itu gelisah, tetapi membawa tenteram. Cinta mesti berlalu di hadapanmu, sayang engkau tak tahu bila lalunya. Hendaklah engkau jadi orang besar, yang sanggup memikul cinta yang besar. Kalau tak begitu, engkau akan beroleh cinta yang rendah dan murah, engkau menjadi pencium bumi, engkau akan jatuh ke bawah, tak jadi naik ke dalam benteng yang kuat dan teguh, benteng yang gagah perkasa yang sukar ditempati oleh manusia biasa.

 

Kerana tugu cita-cita hidup itu berdiri di seberang kekuasaan dan kemelaratan yang diletakkan oleh kerinduan kita sendiri.

 

Merasa tenteramlah selalu.

Senangkanlah hatimu atas semua keadaanmu, kerana pintu bahagia dan ketenteraman itu amat banyak tak terbilang. Kesulitan perjalanan hidup kian menit, kian baru.

 

Merasa senanglah selalu!

 

Merasa tenteramlah!

 

Demikian bunyi padato itu.

 

Oleh: Al-Anisah Mai

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar