RPJMDesa tAHUN 2016-2021
SIDA BLEBERAN 20 September 2019 13:24:17 WIB
BAB . I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELEKANG
Sesuai dengan undang – undang No.32 tahun 2004 dan peraturan pemerintah no.72 tahun 2005, pemerintah Desa di berikan kewenangan dan kepercayaan yang lebih luas untuk mengelola dana alokasi desa untuk membangun wilayahnya . Walaupun dana yang tersedia masih sangat kecil dibanding dengan kebutuhan untuk membangun desa secara keseluruhan namun hal tersebut dapat membangun semangat, terutama dalam era globalisasi , saat ini masyarakat di pedesaan harus mempunyai kemandirian sehingga siap untuk menghadapi situasi perdagangan bebas dengan mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki baik potensi sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia.
Pembangunan wilayah pedesaan adalah sebagai salah satu landasan untuk pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang menghadapi tantangan, yaitu pemenuhan kebutuhan dan kecukupan sandang, pangan dan papan bagi masyrakat desa dan penyediaan lapangan kerja /mata pencaharian masyarakat melalui optimalisasi sumber daya yang di rancang dalam sistim agribisnis dan mengandalkan sumberdaya lahan dan alam yang ada.
Dinamika lingkungan strategis era global diperkirakan dapat mempengaruhi pembangunan wilayah pedesaan yang antara lain : a. transformasi budaya, b. Pelestarian sumber daya alam c. Perkembangan serta kebutuhan ilmu pengetahuan dan tehnologi, untuk itu pemerintah Desa Bleberan perlu mengarahkan untuk upaya membangun dan meningkatkan kualitas perangkat /infrastruktur desa, meningkatkan nilai tambah dan nilai komersial potensi sumber daya alam dan lahan serta meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sumberdaya manusia Perencanaan pembangunan desa jangka menengah atau dalam kurun waktu lima tahunan harus mempunyai Visi dan Misi yang mengarah kepada kepentingan kedepan dan partisipatif agar dapat menghadapi perubahan lingkungan strategis dan dinamis serta berorentasi kepada peningkatatan kesejahteraan masyarakat Desa Bleberan.
- 2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud penyusunan RPJMDes adalah untuk menyatukan arah pembangunan Desa Bleberan agar pembangunan tidak tumpang tindih , terencana dan saling mendukung.
Sedang tujuannya adalah ;
- Untuk memberikan landasan pembangunan yang terarah kepada pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam menyusun RENSTRA Pembangunan Desa.
- Untuk menyiapkan acuan resmi pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam menentukan sekala prioritas pembangunan yang akan di biayai APBN, APBD prop.,APBD Kab.dan APBDes.
- Untuk memudahkan Pemerintah Desa dan BPD dan Lembaga – Lembaga Desa untuk memahami arah kebijakandan program serta kegiatan operasional tahunan dalam rentan waktu 6
- Menyediakan suatu tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi tentang kinerja pemerintah Desa dan keberhasilan pembangunan yang dapat di capai dalam setiap rencana pembangunan desa.
I.3. HUBUNGAN RPJMDes DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAIN:
3.1. Hubungan RPJMDes dengan RPJMD Kabupaten Gunungkidul
Dokumen RPJMDes Desa Bleberan memperhatikan dokumen RPJMD Kabupaten Gunungkidul.
I.4 DASAR HUKUM :
- Undang-undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1951;
- Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
- Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
- Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539);
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5694);
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
- Peraturan Menteri Dalam Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa;
- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa;
- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa;
- Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa; dan
- Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendampingan Desa.
SISTIMATIKA PENULISAN RPJMDES.
Sistimatika penulisan RPJMDes Desa Bleberan tahun 2016 – 2021 sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
- Latar belakang
- Dasar Hukum
- Maksud dan Tujuan
- Hubungan RPJMDes dengan dokumen perencanaan lainnya
- Sistimatika penulisan RPJMdes
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DESA BLEBERAN (PROFIL)
2.1. Kondisi geografi
2.2. Sejarah Desa
2.3. Keadaan social Budaya Desa
2.4. Perekonomian Desa
2.5. Kondisi Pemerintahan Desa
2.6. Struktur Organisasi Pemerintah Desa
BAB.III POTENSI PERMASALAHAN TANTANGAN DAN ANCAMAN
BAB IV VISI DAN MISI
3.1. VISI
3.2. MISI
BAB V STRATEGI PEMBANGUNAN DESA
BAB VI ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DESA
- Arah pengelolaan pendapatan Desa
2 . Arah pengelolaan belanja Desa
3 .Arah kebijakan umum anggaran
BAB VI KEBIJAKAN UMUM
1 Strategi kebijakan
2 Indikator dan target Pembangunan
BAB VI PROGRAM PEMBANGUNAN
1 Program Pembangunan Desa Bleberan
BAB VII PENUTUP
BAB . II
GAMBARAN UMUM DESA BLEBERAN.
II.1. Kondisi Geografis .
Desa Bleberan merupakan salah satu dari 13 Desa di wilayah Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul yang berada di sector barat, Jarak orbitasi dengan ibukota kecamatan playen adalah 4 km sedang untuk jarak dengan Ibukota Kabupaten adalah 10 Km serta jarak dengan Ibukota Propinsi adalah 40 Km.
Luas wilayah desa Bleberan secara keseluruhan 16.262.170 Ha yang terdiri dari tanah sawah tadah hujan : 493 Ha, Sawaha irigasi : 15 Ha , tegalan : 489.217 Ha.Dengan batas wilayah al :
Tabel 1
Batas wilayah Desa Bleberan
No |
Wilayah |
Berbatasan |
1 |
Utara |
Desa Getas dan Desa Dengok |
2 |
Barat |
Desa Banyusoco dan wilayah kehuatanan |
3 |
Selatan |
Wilayah Kehutanan RPH Karang mojo |
4 |
Timur |
Desa Dengok dan Desa Plembutan |
Sedangkan letak geografis desa Bleberan berada di ketinggian188;20 m diatas permukaan laut dengan suhu 23 – 33 derajat C dengan kelembaban nisbi berkisar antara 80% - 85%, serta curah hujan pada tahun 2016 sebesar 1.400mm/th. Dengan jumlah hari hujan 89 hari . Bulan basah 4-5 bulan, sedangkan bulan kering antara 7-8 bulan.
Desa Bleberan 90% adalah merupakan daerah datar dan 10% tanah berbukit yang terdapat di tiga padukuhan ( Padukuhan Menggoran I,Menggoran II, dan Ngrancang ).
Jenis tanah pertaniannya beragam yang didominasi oleh tanah margalit oleh karena itu setiap musim kemarau lapaisan tanah mengalami retak – retak atau lebih dikenal “ telo “ lebar dan panjang telo tersebut besarnya berkorelasi negatif dengan tingkat kelembaban dan kandungan bahan organic tanah ini terdapat diwilayah sector tengah ketimur ( Padukuhan Peron,Tanjung I, Tanjung II, Bleberan Sawahan dan Srikoyo ). Sedang di sector tengah sebelah utara tanah berkapur dan untuk wilyah barat Menggoran I,Menggoran II,Ngrancang dengan tanah merah.
II.2 Sejarah Desa Bleberan.
Diperkirakan sekitar tahun 1720 pada waktu itu ada beberapa pelarian atau pengungsian laskar mataram yang ada di madiun ( Jawa timur ) yang pada tahun tersebut merupakan pergoalakan pengusiran penjanjah belanda oleh kerajaan – kerajaan di jawa termasuk di dalamnya adalah Mataram, yang pada waktu itu Madiun adalah merupakan wilayah Mataram di wilayah timur. Laskar – laskar tersebut berjalan berpencar menyusuri pantai selatan menuju kearah barat, dan di antara Laskar tersebut di antaranya adalah Pemuda Kromo wongso, Soreng pati dan Putut Linggo Bowo.
Pemuda kromowongso bersama kawan seperjuangan tersebut dalam perjalanan tidak pernah lepas dari laku semedi untuk mendapatkan gaib ataupun wisik untuk bagaimana kedepan dapat melepaskan cengkeraman penjajah yang dianggap telah memporak porandakan kehidupan bangsa , dalam perjalanan tersebut ketiga laskar berhenti di suatu tempat untuk melakukan istirahat, tempat tersebut sebenarnya telah ada beberapa penduduk pendatang juga namun baru ada beberapa orang, keberadaan lingkungan adalah masih hutan belantara yang di kelilingi oleh rawa – rawa yang sangat angker, dalam peristirahatannya pemuda Kromowongso mendapatkan gaib atau wisik bahwa dirinya untuk dapat menetap/tinggal di tempat tersebut, Malam itu juga ketiganya berembug yang akhirnya di putuskan bahwa Kromowongso akan tetap tinggal di lokasi tersebut dan keduanya akan melanjutkan perjalanannya menuju ke arah Barat.
Di saat menetap laskar kromowongso berbaur dengan beberapa orang pendatang, Pemuda Kromowongso adalah merupakan pemuda yang gentur tapane ulet, tangguh dalam kanuragan, bersahaja dan cepat berinteraksi dengan warga yang ada, kemudian bersama warga pendatang cancut tali wondo bersama – sama membangun sebuah perkampungan sebagi tempat tinggal permanen atau mendirikan planggrok atau gubug. Dari tingkah laku serta tandang grayang kromowongso pada waktu itu sangat di kagumi oleh warga, karena memang kromo wongso mempunyai sipat kandel ataupun pusaka yang sangat ampuh di antaranya : kyi Cacing kanil, kyi Blabar , Keris Kyai setrobanyu, Keris kyai Pakubuwono II, Tumbak Banteng,
maka pada saat itulah kromo wongso berdasarkan gaip /wisik yang di terima dari sang khalik bahwa untuk dapat membangun wilayah ini menjadi ayem – ayem toto titi tentrem kalis ing robedo kalis ing sambi kolo untuk menamakan tempat tersebut dengan nama sesuai dengan salah satu sifat kandel atau pusaka kyai kromowongso yang mempunyai keampuhan magilo – gilo sangat ampuh yaitu kyai Blabar maka disebutlah nama Blabaran yang saat ini kemudian di sebut dengan Bleberan.
Pemuda Kromo wongso akhirnya menikah dengan putri seasal ( juga gadis pelarian dari madiun )
yang bermukim di sebelah timur yang saat ini di sebut Desa Grogol paliyan, dari kehidupannya kemudian berkembang anak cucu kromowongso berjumlah enam orang , dan berkembang juga warga di sekitar,
Pada saat – saat itulah peluang untuk saling berkomonikasi antar pejuang bertambah luas hal ini terlihat dengan terjalinya ikatan kekeluargaan dengan Demang Bogor ( Playen ).
Ikatan keluarga tersebut berupa besanan antara putra Kyi Kromowongso ( Kromosemito ) dengan putra demang Bogor ( Wongsopawiro ). Wongso pawiro adalah merupakan laskar
pangeran Diponegero yang tangguh dan sakti mondroguno akibatnya banyak demang yang merasa tersaingi kesaktiannya sehingga mencari cara untuk menyingkirkan Kyi Wongsopawiro melalui fitnah yang paling ampuh adalah sebagai “Demang mbalelo” yang akhirnya menjadi target pencarian oleh tentara Belanda. Pada suatu saat ketika Kyi Wongso pawiro berada di rumahnya Bogor di ketemukan oleh tentara belanda yang akhirnya di berondong hingga tewas, Kepuasan tentara belanda tidak berjalan lama karena setelah mau di makamkan ternyata jenazah Wongsopawiro menjadi kedebog pisang dan Wongsopawiro meloloskan diri, kemudian pengejaran kedua dapat di ketemukan ketika bertandang di Bleberan yang pada waktu itu beliau di brondong dengan senapan mesin hingga terlihat tewas, untuk melampiaskan kegeraman, tentara belanda tersebut tidak segera menguburkan mayat tsb, namun mayat tsb di gantung di teras rumah untuk memastikan tidak lolosnya kyai Wongsopawiro namun tentara belanda kembali marah karena pada saat menjelang subuh mayat yang tergantung tersebut berubah menjadi pusakanya yang di sebut pusaka tumbak
Cacing kanil. Yang saat ini Pusaka tersebut di wariskan kepada menantunya
( Mbh. Kromopawiro )
berjalanya waktu nama Kromowongso menjadi tersohor, yang dalam perjalanan kehidupannya kenal dengan Abdi kerajaan mataram yang akhirnya Kromowongso di angkat menajdi Bekel Atau Lurah yang pertama di wilayah Bleberan, maka kemudian pusat pemerintahan atau ibu kota Desa yang pertama kali adalah di Bleberan. Sehingga sampai dengan saat ini walaupun pusat pemerintahannya ada di sawahan ibukota Desa tetap Desa Bleberan.
Dan setelah meninggal Kromo wongso di makamkan di Padukuhan Bleberan dan merupakan Cikal bakal Padukuhan Bleberan.
Nama nama Bekel/Lurah yang pernah menjabat di Desa Bleberan
No |
Nama |
Asal Dusun |
Lama menjabat |
Keterangan |
1 |
Kromo wongso |
Bleberan |
1720 an |
Asal madiun Jawa timur |
2 |
Mento kromo |
Bleberan |
Blm di ketahui |
Putra Kromowongso ke 3 |
3 |
Kerto jemiko |
Bleberan |
Blm di ketahui |
Cucu Kromowongso |
4 |
Kromosemito |
Bleberan |
Blm di ketahui |
Putra kromowongso ke 2 |
5 |
Rono diriyo |
Bleberan |
Blm di ketahui |
|
6 |
Somejo |
Sawahan |
Blm di ketahui |
|
7 |
Mertojoyo |
Menggoran |
- 1948 |
|
8 |
R.Pudjodisastro |
Wangen (Solo) |
1948 - 1956 |
|
9 |
Prawiro sukarto |
Menggoran |
1957 - 1959 |
|
10 |
Somo wiharjo |
Bleberan |
1960 -1982 |
Canggah Kromowongso |
11 |
Suradi |
Tanjung |
1984 - 1996 |
|
12 |
Tri harjono |
Bleberan |
1996 - 2014 |
Wareng Kromowongso |
(Sumber Buku Babad Dusun Bleberan Oleh Prof.Wargiyo )
II.3 Perekonomian Desa
Perekonomian masarakat desa Bleberan di lihat perkembangan tahun ke tahun mengalami banyak peningkatan terlihat pada perekonomian masarakat dengan daya beli masarakat cukup meningkat, peningkatan tersebut di dominasi pada sektor Pertanian yang dapat mendukung 50%, sector peternakan sapi dan kambing 30% dan perikanan 10% dan jasa 10%
Apalagi dengan dilakukannya kerjasama masarakat dan fihak Kehutanan dengan SK pengelolaan Hutan Kemasyarakata (HKM) dan juga kerja sama yang sifatnya nonformal Pengelolaan hutan bersama masarakat hal ini dapat mendongkrak pendapatan masarakat yang dapat mencapai 100%. Sektor pertanian yang menjadi unggulan adalah : Jagung, Kedelai, Padi, ketela sedang untuk sayuran : col, cabe, kacang panjang, ketimun, terong.
Kondisi ini menunjukan bahwa sector pertanian sampai dengan saat ini masih menjadi andalan masarakat Desa Bleberan yang memang mayoritas petani, namun yang menjadi kendala adalah kepemilikan lahan petani yang rata – rata masarakat petani hanya memiliki lahan 0,25 ha /kk sehingga di masa mendatang aspek menejemen kelembagaan harus mendapatkan perhatian yang serius serta kedepan diperlukan pembangunan pertanian dengan mengoptimalkan berbagai sumber daya alam dan manusia dengan didukung tehnologi anjuran terkini dan sepesifik serta memperhatikan daya dukung lahan. Dan juga pendampingan kelompok – kelompok tani agar menjadi lebih mandiri .
Sektor Industri sampai dengan tahun 2016 masih sangat kecil walaupun minat masarakat cukup tinggi dengan pengolahan hasil pertanian namun kelemahan untuk menembus pasar masih sangat lemah, ada beberapa kelompok antara lain Industri alat pertanian, kerajinan kulit, mebel, dan home industri lainnya namun sampai saat ini untuk beberapa hasil industri pande besi dan olahan makanan telah mulai menembus pasar luar wilayah Desa namun sebagian masih untuk kebutuhan pasar local.
Sektor pariwisata di Desa Bleberan sudah dikelola dengan cukup baik melalui BUMDesa sehingga sudah mampu memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Desa, tetapi masih bisa di kembangkan lebih maksimal sehingga akan mamapu mendongkrak pendapatan Asli Desa, Infrastruktur jalan di sekitar obyekwisata masih belum memadahi ( belum diaspal) sehingga masih perlu penanganan serius dari semua pihak baik pemerintah desa maupun pemerintah daerah.
Namun demikian potensi yang cukup banyak diantaranya : Gua rancang kencono, Airterjun Slempret, tebing indah, bumi perkemahan, Hutan kemasarakatan, masih perlu mendapatkan dukungan yang maksimal baik dari pemerintah Daerah, Propinsi serta Pusat karena pariwisata kedepan akan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi yang sangat baik bagi masyarakat. Lokasi wisata tersebut ada dilokasi wilayah sector barat wialayah Desa Bleberan tepatnya di padukuhan Menggoran, pada saat ini setelah di laksanakan launcing sudah banyak dikunjungi wisatawan baik local maupun luar negeri terutama pada hari Sabtu, Minggu serta hari – hari libur, dan yang menjadi daya tarik wisata di Bleberan adalah susur sungai oyo dengan pearahu sepanjang 450m dengan menikmati tebing indah setinggi 50m di sepanjang s.oyo yang kemudian berakhir menikmati air terjun Srigethuk. Namun demikian Kondisi infra struktur jalan untuk memasuki lokasi wisata belum teraspal sepanjang 1 Km serta jalan menuju padukuhan Menggoran sepanjang 1000m telah mengalami rusak parah sehingga menjadi keluhan para wisatawan.
Kemudian situs purbakala ada di wilayah padukuhan Bleberan situs tersebut adalah merupakan peninggalan zaman batu dan saat ini telah di tata dan di tempatkan pada tanah yang telah di bebaskan dari dinas purbakala Propinsi DIY.
Arah pengembangan pariwisata Desa Bleberan kedepan pembangunan sarana dan prasaran pendukung potensi alam yang sudah ada agar lebih mempunyai daya tarik wisatawan antara lain : Kolam pemancingan dengangubuk – gubuk bambu sebagai tempat menikmati hasil pancingan, Pembendungan sungai oyo sebagai sebagai wisata berprau. Kolam renang, fasilitas olah raga, gedung pertemuan yang tradisional, pembangunan out bond penambah atrakasi pariwisata. Serta penyusunan paket – paket wisata, home stay serta pengembangan industry olahan serta cendera mata.
3.1 Potensi ekonomi .
Desa Bleberan tidak banayak mempunyai potensi ekonomi yang dapat di kembangkan dan hanya bebepa potensi diantaranya :
- Lahan pertanian,
Lahan pertanian di Desa Bleberan 90 % adalah merupakan lahan kering, lahan tersebut adalah mengandalkan curah hujan sedang 10 % adalah sawah iri gasi yang terdapat di sector barat ( di slempret, Padukuhan Menggoran ) rincian lahan tersebut antara lain :
- Sawah tadah hujan : 493 Ha pola tanam padi – padi –jagung/kedelai
- Sawah irigasi : 15 Ha pola tanam padi untuk sepanjang tahun
- Pekarangan : 1.816 Ha tanaman kedelai jagung dan ketela
- Tegal : 4.892 Ha tanaman kedelai jagung dan ketela/sayuran
Tabel 2
PRODUKSI PERTANIAN TAHUN 2012 - 2015
No |
KOMODITAS |
TAHUN 2012 |
TAHUN 2013 |
||||
Lp (Ha ) |
Prodt (Kwt/Ha |
Prod. ( Ton ) |
Lp (Ha ) |
Prodt (Kwt/Ha |
Prod. ( Ton ) |
||
1 |
PADI SAWAH |
140 |
56.89 |
796.46 |
215 |
5.008 |
1.076 |
2 |
PADI GOGO |
215 |
50.08 |
1.076.72 |
150 |
5.600 |
840796 |
3 |
JAGUNG |
457 |
39.04 |
1.784.02 |
457 |
7.000 |
3.199 |
4 |
KEDELAI |
367 |
14.97 |
549.31 |
225 |
4250 |
956 |
5 |
KC.TANAH |
334 |
9.35 |
312.31 |
220 |
4.750 |
1.045 |
6 |
UBI KAYU |
187 |
16.17 |
302.38 |
185 |
1600 |
30122 |
No |
KOMODITAS |
TAHUN 2014 |
TAHUN 2015 |
||||
Lp (Ha ) |
Prodt (Kwt/Ha |
Prod. ( Ton ) |
Lp (Ha ) |
Prodt (Kwt/Ha |
Prod. ( Ton ) |
||
1 |
PADI SAWAH |
150 |
5859 |
878 |
150 |
5800 |
870 |
2 |
PADI GOGO |
215 |
5150 |
11070 |
225 |
5200 |
1170 |
3 |
JAGUNG |
457 |
7150 |
3267 |
500 |
7200 |
3600 |
4 |
KEDELAI |
225 |
4300 |
967 |
225 |
4150 |
933 |
5 |
KC.TANAH |
220 |
4750 |
1045 |
220 |
4350 |
957 |
6 |
UBI KAYU |
189 |
1720 |
32.212 |
188 |
17000 |
32.200 |
2) Kehutanan :
Desa Bleberan yang di kelilingi wilayah kehutanan mempunyai luasan 1626 Ha yang terdiri hutan kayu putih 475 Ha. Hutan kayu jati .250 Ha. yang pada tahun 1997 mengalami perubahan yang sangat tragis dengan maraknya penjarahan kayu yang menggundulkan kawasan hutan di Desa Bleberan, Namun saat ini dengan gerakan Rehabilitasi hutan telah mulai terlihat kembali, dan saat ini kesadaran masarakat untuk memmbangun hutan rakyat di lokasi tegalan baik yang prodoktif maupun tidak produktif sangat meningkat sampai dengan saat ini mencapai .47 Ha.
Dengan dilakukannya kerja sama masarakat dengan pihak kehutanan dengan SK Bupati tentang pengelolaan HKM dan juga kerja sama yang sifatnya nonformal hal ini dapat mendongkrak pendapatan masarakat yang dapat mencapai 100 % .
3). Perkebunan :
Tanaman – tanaman perkebunan yang ada di Desa Bleberan cukup beragam antara lain Kelapa, Mlinjo, Mangga, Namun demikian Di Desa Bleberan tidak ada perkebunan yang bersifat khusus, tanaman tanaman tersebut di tanam di areal pekarangan masyarakat.
4) Peternakan :
Untuk sektor peternakan masarakat desa Bleberan terbanyak memlihara sapi dan kambing. hampir semua KK mempunyai ternak tersebut
Tabel 3
Jumlah ternak di Desa Bleberan
No |
Ternak |
2012 |
2013 |
2014 |
2015 |
2016 |
1 |
Sapi |
963 |
725 |
987 |
1179 |
1213 |
2 |
Kambing |
791 |
400 |
633 |
730 |
785 |
3 |
Ayam |
628 |
527 |
815 |
1575 |
1930 |
5) Perikanan :
Sektor perikanan darat mulai tahun 2009 masyarakat mulai menggeliat membidik sector perikanan tersebut walaupun masih merupakan kegiatan sampingan. Namun pada tahun 2010 dengan program mina politan di Kecamatan Playen minat masyarakat semakin tinggi dengan berbagai macam kolam diantaranya kolam terpal serta kolam permanen. Produksi perikanan terutama Lele dan sebagian kecil nila dan gurameh. Dan untuk kecamatan Playen perikanan lele ini di sebut “ LELEKI SINTAL” ( lele lahan kering sistim terpal dengan prduksi rutin ada di padukuhan tanjung I, tanjung II, Bleberan, Sawahan I, Sawahan II, Srikoyo dan Menggoran II dengan jumlah kolam 112 bh dengan produksi pertahun rata – rata 1,8 ton.
6) Air bersih :
Di Desa Bleberan ketersediaan air bawah tanah sebenarnya sangat cukup karena adanya 4 sumber mata air yang mempunyai debit cukup besar.
- Sumber mata air jambe dengan debit 40 – 60 L/dtk.
Sumber mata air jambe terletak di tanah kehutanan dan saat ini telah di kelola oleh BUMDes di pompa dengan grundfoce 2 buah dengan tenaga Listrik Genset sebesar 11.000 wat dengan konsumen 625 kk
- Sumber mata air Dong Poh Debit 10 – 15 L/Dtk.
Sumber mata air tersebut juga teletak di tanah kehutanan dan saat ini telah di manfaatkan untuk air minum warga dengan di pompa dan di kelola oleh kelompok masarakat dengan konsumen 350 kk
- Sumber mata air Ngandong dengan debit 20 – 30 L/Dtk.
Sumber mata air ini lebih banyak di manfaaatkan untuk mandi masarakat di padukuhan menggoran dan juga di pompa untuk pemenuhan air bersih di tempat wisata gua rancang kencaono
- Sumber mata air Ngumbul dengan Debit 40 – 60 L/dtk
Mata air ngumbul adalah untuk kebutuhan irigasi sawah seluas 15 ha di lokasi wisata Slempret.
7) Potensi pariwisata
Sektor pariwisata Desa Bleberan sangat potensial untuk dapat di kembangkan kepdepan apalagi kecamatan playen adalah kecamatan yang kaya akan tempat – tempat wisata bahkan untuk tahun ini telah di bengun dan dikembangkan antara lain Hutan wanagama, rest area dibunder, sehingga wisata di desa Bleberan dapat di kembangkan sebagai pendukuing wisata – wisata yang ada di kecamatan Playen, potensi wisata tersebut al :
- Gua rancang kencana :
- Gua song oya dan gua cabak
- Air terjun Sri gethuk dengan tebing indahnya.
- Situs purbakala
- Bendung tanjung
potensi pariwisata budaya antara lain :
- Upacara ritual nyadranan di padukuhan Bleberan yang dilaksanakan setiap tgl 25 Ruwah tiap tahun dengan upacara Gunungan Pisang dan apem yang di arak ke makam.
- Upacara tumpeng robyong di padukuhan Bleberan Upacara tradisi Robyongan Pelaksanaan kenduri yang di laksanakan khusus perempuan
- Doger Panggah Jati di Padukuhan Peron
- Reog di Padukuhan tanjung
- Hadrah ( kesenian islam )di padukuhan Menggoran dan Ngrancang
- Slawatan ( kesenian islam ) di Padukuhan Putat.
- Ketoprak di Dusun Tanjung
- Wayang kulit
8) Industri dan Koperasi :
Industri yang ada saat ini masih sebatas pada industri rumah tangga , namun keberadaan industri – industri baik industri perorangan atau kelompok sangat menggembirakan karena sedikit banyak mendukung perekonomian masarakat
potensi industri yang ada al :
- Pande Besi : 1 klp.
- Kerajinan kulit ( tas ) : 1 klp
- Kerajinan mabel : 4 klp
- Industri makan kecil. : 27 Klp
- Industri kerajinan : 2 Klp.
9) Bidang perkoperasian :
Desa Bleberan saat ini ada 2 koperasi yang cukup besar dan telah berbadan hokum :
- KSU Trisno sapodo ( Padukuhan Bleberan ) dengan omset Rp. 000.000.000
- Koperasi tani manunggal ( Padukuhan Menggoran ) omset Rp. 50000.000
- BUMDes Desa Bleberan berdiri pada tanggal 05 Juni 2008 berjalan pada awalnya adalah menggunakan surat keputusan Kepala Desa dan baru tahun 2010 Tersusunlah Perdes nomor 05/2010 tentang tatacara pendirian BUMDes. Dalam kegiatan pengelolaan air bersih sampai dengan tahun 2014 Jumlah sambungan rumah ( SR ) 625 dengan dua unit usaha :
- UED – Sp dengan omset 2015 Rp. 35.000.000
- Pengelolaan air bearish omset th 2015 1.654.000.000
II.4 Sarana dan prasarana Desa
4.1. Transportasi
Desa Bleberan di lalui jalan antar desa jalan tersebut adalah jalan Palyen Banyusoco yang kedepan adalah merupakan jalur gunugnkidul – bantul ( Bibal ) sehingga kendaraan roda 4 dan juga roda dua cukup ramai namun untuk angkutan pedesaan hanya sampai siang hari untuk sore sampai dengan malam dengan kendaraan ojek.
4.2. Prasarana jalan :
Desa Bleberan mempunyai jalan yang sangat strategis yang dapat mendukung pertumbuhan pendapatan/perekonomi masarakat Desa dan juga dapat membuka akses wisata yang ada namun sampai saat ini sudah belum diaspal antara lain : Jalan yang menghubungkan
4.2.1. Jalan Bleberan – Getas :
melewati padukuhan ( Srikoyo – Menggoran I – Menggoran II – Ngrancang – Getas yang jalan ini adalah sebagai :
- Jalur lingkar kecamatan yang akan menghubungkan jalan Playen Banyusoco 1 Biball dengan jalan bantul Gunungkidul yang berada di Getas
- Pendukung obyek wisata Gua Rancang, Tebing indah dan air terjun serta surya sell.
- Jalur perekonomian yang menghubungkan jalan Bantul Gunungkidul.
4.2.2. Jalan Bleberan – Plembutan :
Jalan tersebut melewati ( Dengok – Tanjung I – Tanjung II – Peron – Pasar wiyoko )
- Jalur Lingkar kecamatan Playen yang akan menghubungkan jalan playen – Banyu soco dengan jalan Playen – Paliyan
- Membuka jalur perekonomian atau akan membuka akses pasar karena jln ini menghubungkan Desa Dengok Desa Bleberan dengan pasar Wiyoko Desa Plembutan
- Memperlancar lalulintas pendidikan karena menghubungkan Desa Dengok dan Desa Bleberan dengan SMU Negri 1 Playen di Plembutan.
4.2.3 Jalan perdesaan dengan kondisi :
Panjang jalan Desa yang terdiri dari :
No |
Ruas jalan |
Volume |
Satuan |
Keterangan |
A |
Ruas Jalan Desa |
|
|
|
1 |
Jalan lingkar selatan ( Peron – Bleberan-Sawahan II ) |
1.050 |
Meter |
Rabat eton |
2 |
Tanjung - Bleberan |
750 |
Meter |
Rabat Beton |
3 |
Putat – Ngrancang |
1.200 |
Meter |
Diperkeras |
4 |
Tanjung Bleberan ( Cagar budaya ) |
910 |
Meter |
Rabat Beton |
5 |
Jalan Lingkar wisata ( Slempret – Gua rancang ) |
2570 |
Meter |
Diaspal dan diperkeras |
6 |
Menggoran I – Menggoran II |
1050 |
Meter |
Diaspal |
7 |
Jalan ke Gua rancang |
500 |
Meter |
Diaspal |
8 |
Jalan Tanjung I – Tanjung II |
500 |
Meter |
Diperkeras |
9 |
Tanjung I – Wiyoko/Plembutan |
1154 |
Meter |
Tanah |
|
|
|
|
|
B |
Jalan Lingkungan |
|
|
|
|
Jalan Tanah |
3.000 |
Meter |
- |
|
Jalan perkerasan |
10.000 |
Meter |
- |
|
Jalan cor blok |
3.500 |
Meter |
- |
|
Jalan Aspal |
1.000 |
Meter |
- |
4.3. Prasarana Jembatan yang menghubungkan Desa Bleberan dan Getas :
Jembatan ini adalah di bangun pada tahun 1979 dengan volume 10 x 4 dengan tinggi 5 m jembatan tersebut di bangun oleh swadaya masarakat dan kondisi saat ini sangat
memprihatinkan karena :
Pembangunan belum menggunakan otot besi dan cor PC ( semuanya berwjud pasangan batu ) dan belum ada dukernya sehingga sangat membahayakan.
4.4. Prasarana Kesehatan :
Desa Bleberan terdapat PUSKESMAS II Playen dengan Gedung yang di bangun tahun 2007 dan belum memberikan pelaynan rawat inap karena local yang belum memungkinkan.
Dengan tenaga medis dan karyawan th. 2014 :
Dokter umum : 1 orang
Dokter gigi : 1 orang
Analis kesehatan : 1 orang.
Ahli gizi : 1 orang
Perawat : 4 orang
Bidan : 5 orang
Karyawan : 18 orang.
4.5 Sarana air bersih.
Sara air bersih di Desa bleberan sebagian besar masyarakat menggunakan PAM Desa dan juga sebagian kecil menggunakan sumur, Pengelolaan PAM Desa di kelola dengan BUMDes dengan SK pendirian Perdes No.06 /Tahun 2009 dengan nama BUMDes “ SEJAHTERA” dengan jumlah pengurus 6 orang, badan pengawas 5 orang serta karyawan 9
- Sarana peribadatan .
Pelaksanaan peribadatan di Desa Bleberan sangatlah harmonis dengan jumlah tempat peribadatan al :
Masjid : 11 Bh
Langgar : 40 Bh
Gereja : 1 Bh
- Sarana pemerintahan.
Pada saat ini sarana Pemerintahan di Desa Bleberan sudah lengkap walaupun masih perlu ada perbaikan – perbaikan Sebagai upaya menjamin kenyamanan dalam pelayanan masyarakat. Penataan ruang pusat pemerintahan Desa masih perlu dilakukan penambahan ruang pelayanan dan kantor lembaga : ruang LPMD, BPD,PKK, Karang taruna, dan ruang rapat serta aula pendukung
5. Pemerintahan umum
Tabel 4
Desa Bleberan terdiri dari 11 Padukuhan dengan jumlah Rt. Dan Rw al :
No |
Nama Dusun |
RW |
RT |
KK |
Jiwa |
LK |
PR |
|
1. ‘ |
BLEBERAN |
|
1 |
10 |
184 |
544 |
254 |
290 |
MENGGORAN I |
|
1 |
11 |
226 |
800 |
402 |
398 |
|
MENGGORAN II |
|
1 |
11 |
243 |
798 |
413 |
385 |
|
NGRANCANG |
|
1 |
8 |
155 |
534 |
282 |
252 |
|
PERON |
|
1 |
5 |
94 |
289 |
148 |
141 |
|
PUTAT |
|
1 |
7 |
120 |
400 |
209 |
191 |
|
SAWAHAN I |
|
1 |
9 |
144 |
476 |
231 |
245 |
|
SAWAHAN II |
|
1 |
5 |
117 |
401 |
213 |
188 |
|
SRIKOYO |
|
1 |
7 |
146 |
469 |
234 |
235 |
|
TANJUNG I |
|
1 |
6 |
110 |
362 |
169 |
193 |
|
TANJUNG II |
|
1 |
6 |
72 |
238 |
112 |
126 |
|
TOTAL |
11 |
85 |
1611 |
5311 |
2667 |
2644 |
Dari 11 Padukuhan tersebut 8 padukuhan menjadi satu hamparan wilayah dan untuk 3 padukuhan di pisahkan oleh tanah kehutanan sehingga terlihat berpulau – pulau.
Tanah – tanah kas Desa banyak di peruntukan al : Kantor Desa, Puskesmas, Sekolahan, Balai Padukuhan, Lapangan sehingga untuk pembangunan banyak bertumpu dari swadaya masarakat dan juga bantuan dari pemerintah Kabupaten Propinsi dan bantuan Pusat.
Pemerintahan Desa Bleberan tersdiri dari :
Kepala Desa, Sekretaris Desa, Urusan Umum, Urusan Keuangan, urusan Perencanaan, dan Kabag Pemerintahan, Pembangunan, Kesejahteraan Masarakat serta tiga staf
Dukuh 11
Lembaga – lembaga Desa yang ada :BPD dengan jumlah 11 orang , pengurus LPMD berjumlah 32 orang , pengurus PKK 10 0rang ,RW, RT, Klp.PKK Padukuhan Dasa wisma, Karang taruna Desa.
Penataan komplek pusat pemerintahan Desa
Tata ruang komplek Pusat pemerintahan Desa awalnya memang belum terencanakan dengan matang Letak perumahan para medis yang terpisah dengan puskemsas, perumahan dokter juga menjadi satu dengan sekolahan dan juga jauh dengan puskesmas, letak balai Desa , warung – warung yang masih bertebaran. Dan juga kondisi lingkunan yang belum tertata di antaranya sepanjang jalan depan komplek Balai Desa belum ada saluran air sehingga jika pada musim hujan air melimpah menyeberang jalan.
Sehingga dengan hal tersebut perlu penataan untuk mempersiapkan Desa wisata secara optimal namun untuk mengandalkan APBDes tidaklah mampu dan sangat perlu dukungan dari pemerintah Kabupaten dan juga pemerintah pusat.
- 6. Sosial budaya
6.1. Kependudukan
Table 5 : Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin
No |
Jenis Kelompok |
Laki-laki |
Perempuan |
Jumlah |
1 |
LAKI-LAKI |
2688 |
0 |
2688 |
2 |
PEREMPUAN |
0 |
2653 |
2653 |
|
TOTAL |
2688 |
2653 |
5341 |
Table 6 : Jumlah Penduduk berdasarkan Satatus Perkawinan
No |
Jenis Kelompok |
Laki-laki |
Perempuan |
Jumlah |
1 |
BELUM KAWIN |
1204 |
902 |
2106 |
2 |
KAWIN |
1411 |
1426 |
2837 |
3 |
CERAI HIDUP |
31 |
57 |
88 |
4 |
CERAI MATI |
42 |
268 |
310 |
|
BELUM MENGISI |
0 |
0 |
0 |
|
TOTAL |
2688 |
2653 |
5341 |
Table 7 : Jumlah Penduduk berdasarkan Umur
No |
Jenis Kelompok |
Laki-laki |
Perempuan |
Jumlah |
1 |
0 - 1 |
5 |
2 |
7 |
2 |
1 - 4 |
102 |
104 |
206 |
3 |
5 - 9 |
195 |
205 |
400 |
4 |
10 - 14 |
188 |
163 |
351 |
5 |
15 - 19 |
219 |
181 |
400 |
6 |
20 - 24 |
222 |
189 |
411 |
7 |
25 - 29 |
222 |
181 |
403 |
8 |
30 - 34 |
212 |
195 |
407 |
9 |
35 - 39 |
202 |
181 |
383 |
10 |
40 - 44 |
207 |
187 |
394 |
11 |
45 - 49 |
176 |
218 |
394 |
12 |
50 - 54 |
157 |
153 |
310 |
13 |
55 - 59 |
134 |
161 |
295 |
14 |
60 - 64 |
129 |
145 |
274 |
15 |
65 - 69 |
93 |
139 |
232 |
16 |
70 - 74 |
90 |
94 |
184 |
17 |
75 - 130 |
135 |
153 |
288 |
|
BELUM MENGISI |
0 |
2 |
2 |
|
TOTAL |
2688 |
2653 |
5341 |
Table 8 : Jumlah Penduduk berdasarkan jenis Pekerjaan
No |
Jenis Kelompok |
Laki-laki |
Perempuan |
Jumlah |
|||
1 |
BELUM/TIDAK BEKERJA |
477 |
431 |
908 |
|||
2 |
MENGURUS RUMAH TANGGA |
0 |
263 |
263 |
|||
3 |
PELAJAR/MAHASISWA |
470 |
381 |
851 |
|||
4 |
PENSIUNAN |
66 |
39 |
105 |
|||
5 |
PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) |
50 |
31 |
81 |
|||
6 |
TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI) |
4 |
0 |
4 |
|||
7 |
KEPOLISIAN RI (POLRI) |
1 |
0 |
1 |
|||
8 |
PERDAGANGAN |
4 |
10 |
14 |
|||
9 |
PETANI/PERKEBUNAN |
928 |
1164 |
2092 |
|||
10 |
PETERNAK |
1 |
2 |
3 |
|||
11 |
NELAYAN/PERIKANAN |
0 |
0 |
0 |
|||
12 |
INDUSTRI |
0 |
1 |
1 |
|||
13 |
KONSTRUKSI |
0 |
0 |
0 |
|||
14 |
TRANSPORTASI |
0 |
0 |
0 |
|||
15 |
KARYAWAN SWASTA |
173 |
95 |
268 |
|||
16 |
KARYAWAN BUMN |
0 |
0 |
0 |
|||
17 |
KARYAWAN BUMD |
1 |
1 |
2 |
|||
18 |
KARYAWAN HONORER |
11 |
20 |
31 |
|||
19 |
BURUH HARIAN LEPAS |
90 |
43 |
133 |
|||
20 |
BU Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini
Formulir Penulisan KomentarPencarianKomentar TerkiniStatistik Kunjungan
|